Kafalah Anak Yatim 2
Kafalah anak yatim adalah memberikan jaminan perhatian baik materi dan non materi kepada anak kecil belum baligh yang ditinggal mati bapaknya. Kafalah anak yatim adalah perintah syari’at islam sebagai usaha merealisasikan hati yang penuh iman agar tercapai buah ihsan yakni tercapainya kesejahteraan keluarga, bertetangga hingga sampai pada level stabilitas negara.
Kafalah anak yatim merupakan upaya terpuji yang sangat disukai oleh Rasululloh, dimana Beliau begitu terkenang semasa dirinya menjadi yatim, bahkan hal itu terjadi saat Beliau masih berada di kandungan Ibunda Aminah. Garansi surga bersama-sama Beliau menjadi indikasi akan hal itu. Sebagaimana sabda Beliau:
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا. وَقَالَ : بِإِصْبَعَيْهِ السَّبابةِ وَالْوُسْطَى
Kafalah Anak Yatim
Hati yang penuh Iman lalu dibuktikan dalam perbuatan yang diperintahkan dalam islam, tentu akan membuahkan sikap ihsan. Patokan sederhana namun mencakup seluruh tindakan setiap pengikut Baginda Rasululloh. Dan diantara cara untuk merealisasikan hal itu adalah dengan melakukan kafalah anak yatim.
Ada empat hal besar cara bersikap kepada anak yatim :
Sikap kepada anak yatim
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَى ٰوَالْمَسَاكِينِ ﴿٨٣ البقرة﴾ ﴿٣٦ النساء﴾ كَلَّا بَلْ لَا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ ﴿١٧ الفجر﴾ فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ ﴿٩ الضحى﴾ فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ ﴿٢ الماعون﴾
Pengen Seperti Laki-Laki
أتت أسماء بنت يزيد الأنصارية النبي صلى الله عليه وسلم وهو بين أصحابه فقالت : بأبي أنت وأمي إني وافدة النساء إليك وأعلم - نفسي لك الفداء - أنه ما من امرأة كائنة في شرق ولا غرب سمعت بمخرجي هذا أو لم تسمع إلا وهي على مثل رأيي
Pasangan Agamis
Pernikahan adalah gerbang besar yang akan dilalui setiap orang yang ingin berkeluarga. Pernak-pernik setiap hal perlu disiapkan dengan sesungguhnya, agar moment berharga bisa terkenang sepanjang hayat, bahkan sampai nanti di akhirat, dimana surga yang sebenarnya berada. Salah satu hal penting yang perlu dipersiapkan adalah memilih pasangan terbaik. Untuk itulah Rasululloh memberikan untuk kita salah satu tips jitu, supaya setiap suami dan istri dapat menemukan arti berkeluarga dengan sesungguhnya.
Rasulullohbersabda:
Kearifan lokal: Mitoni
Mitoni berasal dari pitu, dipituni, atau melewati angka tujuh. Secara istilah, mitoni artinya rangkaian upacara memohon doa keselamatan sekaligus syukuran untuk sang jabang bayi, yang dilakukan pada usia kandungan 7 bulan.
Sebuah tradisi leluhur yang penting dan perlu di apresiasi, karna mengajarkan kita untuk berdoa memohon selamat dan terucap syukur kepada Sang Hyang Tunggal.
Tradisi mitoni ini sudah berlaku sejak dahulu kala, namun kemudian ada yang mengatakan, di modifikasi oleh Sunan Kudus, agar serasi dengan unsur islam.
Shortcut Tilawah Al-Qur_an
Shortcut tilawah Al-Qur’an yang dimaksud adalah jalan pintas membaca Al-Qur’an yang diajarkan Rasululloh. Kadang kala saat ingin memasuki sesuatu butuh jalan tembus agar cepat sampai, mudah serta langsung mendapat hasil yang sama dengan jalan utama, meskipun bila dibandingkan tentu jauh berbeda. Ibarat cetak photo asli dengan photo copy tentu berbeda hasilnya. Rasululloh mengajarkan shortcut tilawah Al-Qur’an ini untuk meladeni ummatnya yang begitu heterogen dalam memahami Islam dan Al-Qur’an sebagai landasannya. Seperti dalam hadits dibawah ini, Rasululloh mengajarkan jalan pintas mendapatkan Al-Qur’an untuk dibuat modal kawin.
baqiyaat sholihaat
Baqiyaat sholihaat merupakan perbandingan terbalik dari perhiasan hidup di dunia. Titik temunya adalah sama-sama bukan hal pokok tapi terkadang sengaja dibuat penting. Baqiyaat berarti hal-hal sisa, sholihaat berarti pantas dan layak. Ini berarti bahwa segala langkah ibadah yang telah ditempuh, berurutan mulai dari yang paling urgen terlebih dahulu, yang paling prinsip dikedepankan, yang paling utama ditonjolkan dan lain-lain, tentu harus berujung pada langkah-langkah akhir yang terbaik. Dan langkah terakhir orang yang beriman tentu tidak terbatas (qosr amal) pada apa yang ada di dudunia. Karena orang beriman kepada Alloh pasti dituntut untuk beriman kepada hari akhir pula,
Alloh Ta’ala berfirman :
Harta dan anak-anak adalah
perhiasan hidup di dunia
Sedangkan baqiyaat sholihaat
merupakan pahala terbaik di sisi Tuhan anda
dan asa harapan paling bagus.
(Surat Kahfi 46)
Perhiasan hidup di dunia
Dijelaskan dalam hadits, bahwa baqiyaat sholihaat adalah :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : خُذُوا جُنَّتَكُمْ
قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ : مِنْ عَدُوٍّ قَدْ حَضَرَ ؟
قَالَ : لا جُنَّتَكُمْ مِنَ النَّارِ
قُولُوا : سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
فَإِنَّهَا يَأْتِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُنْجِيَاتٍ
وَمُقَدَّمَاتٍ وَهُنَّ الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ
Rasululloh bersabda :
Ambillah surga anda sekalian.
Para sahabat:
Wahai Rasululloh,
Apakah (mengambil) dari musuh yang menghadang?
Rasululloh:
Bukan. Surga anda sekalian dari neraka.
Ucapkanlah ;
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
(dzikir) akan dating nanti di hari kiamat
sebagai penyelamat, sebagai pembuka,
dan juga sebagai baqiyaat sholihaat.
(HR. Imam Al-Hakim)
Versi lain dengan tambahan hawqolah:
يَا أَبَا الدَّرْدَاءِ
قُلْ : سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ
إِنَّهُنَّ الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ
وَهُنَّ يَحْطُطْنَ الْخَطَايَا كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
وَهُنَّ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
Rasululloh bersabda :
Wahai Abu Darda’, ucapkanlah ;
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ
Inilah baqiyaat sholihaat,
(dzikir) ini akan menghapus
bermacam kesalahan,
seperti halnya pohon
yang merontokkan daunnya.
(dzikir) ini bisa juga sebagai
harta simpanan di surga.
(HR. Imam ibn Syahin)
Berapa dan kapan:
قَالَ : لأُهَلِّلَنَّ اللَّهَ وَلأُكَبِّرَنَّ اللَّهَ ، وَلأُسَبِّحَنَّ اللَّهَ
حَتَّى إِذَا رَآنِي الْجَاهِلُ حَسِبَ أَنِّي مَجْنُونٌ
Abu Salamah berkata :
Sahabat Abu Darda’ saat menuturkan
hadits ini berkata :
Aku pasti akan bertahlil, bertakbir
dan bertasbih kepada Alloh,
sampai jika ada orang bodoh yang melihatku,
maka dia akan mengira bahwa aku orang gila.
(HR. Imam At-Tobari)
Fadhilah:
يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَذْكُرُ اللَّهَ بِهِ كُلَّ سَاعَةٍ
قَالَ : نَعَمْ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ ، قُلْ
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ للَّهِ وَلا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
فَإِنَّهُنَّ الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ
قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا كُلُّهُ لَيْسَ لِي مِنْهُ شَيْءٌ
قَالَ : قُلْ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي وَأَجِرْنِي
وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي ، خَمْسَةٌ لَكَ وَأَرْبَعَةٌ للَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Sahabat Abu Hurairah berkata :
Wahai Rasulalloh, anda ajari aku sesuatu
yang bisa kubuat untuk
berdzikir kepada Alloh setiap saat.
Rasululloh bersabda :
Baiklah wahai Abu Hurairah, ucapkanlah:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ للَّهِ وَلا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Ini adalah (dzikir) baqiyaat sholihaat.
Abu Hurairah berkata:
Wahai Rasululloh, (dzikir) semua ini ini,
sedikitpun aku tidak mendapatkan bagiannya.
Rasululloh bersabda:
Ucapkanlah :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي (Ya Alloh, lindungi lah aku)
وَارْحَمْنِي (berilah rahmat kepadaku)
وَأَجِرْنِي (penuhilah pahalaku)
وَاهْدِنِي (anugrahi hidayah kepadaku)
وَارْزُقْنِي (dan lapangkanlah rizqi untukku)
Lima hal untuk anda,
dan empat untuk Alloh.
(HR. Imam Al-Hakim)
Hadits yang terakhir ini ada lucunya..
Saling melengkapi
Saling melengkapi saat terjadi ketidaksempurnaan adalah keniscayaan |
Hai orang-orang yang “beriman”,
tidak halal bagi kamu mewarisi wanita dengan jalan paksa
dan janganlah kamu menghalangi mereka
karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang telah kamu berikan pada mereka,
terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata.
Dan bergaullah dengan mereka secara patut.
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka,
karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
(An-Nisa 19)
Beberapa yang perlu ditekankan :
(1)
Khitob untuk yang beriman.
Khitob (arah bicara) ditujukan kepada orang beriman.
Berarti ada tuntutan untuk berislam secara baik.
Artinya, berkeluarga tanpa ada niat beribadah
(berlandaskan iman dan sesuai aturan islam)
pasti berantakan, pasti tidak harmoni
dan malah bisa berujung neraka.
(2)
Mewarisi wanita.
Sebuah contoh akhlaq jaman jahiliyah ;
sang ibunda adalah termasuk harta warisan peninggalan babe !!!.
Praktik asusila ini dihapus dalam ayat tersebut.
(3)
Menghalangi apa yang sudah diberikan.
Mahar, nafaqoh, hadiah atau hal-hal lain
yang sudah diberikan kepada istri
tentu tidak patut bila ditarik kembali.
(4)
Fahisyah mubayyinah ; “asusila yang vulgar”.
Fahisyah : zina (ibnu Abbas) atau berkata keji.
Perlu ada langkah-langkah “protektif” yang bijak
saat para istri melakukan tindakan tidak senonoh
merugikan keutuhan keluarga,
baik dari hanya sekedar
kata sewot – ceriwis yang tidak pantas
hingga perbuatan yang melanggar susila syari’at.
(5)
Mu’asyaroh ma’rufah
Mu’asyaroh dari asal kata sepuluh (‘asyroh).
Dan bilangan ini adalah symbol “sempurna”
menurut orang arab.
Artinya : sempurnakanlah istri-istrimu.
Bila ada istri punya nilai “9” tambahkanlah 1
sehingga menjadi sempurna.
Dan mu’asyaroh dari asal kata
yang mengikuti aturan musyarokah (kerja sama).
Ini berarti, bahwa tuntutan untuk mendapat
nilai sepuluh harus ada kerja sama suami istri.
Khitob mu’asyaroh juga ditujukan kepada suami.
Artinya, bahwa suami harus menjadi pionir
untuk ber-mu’asyaroh.
Hal ini karena kebanyakan wanita adalah pemalu,
atau memang karena tidak sedikit
dari para istri yang melakukan hal-hal aneh.
Kata ma’ruf adalah obyek (maf’ul)
dari asal lafal ‘arofa : mengetahui.
Berarti artinya adalah ‘yang diketahui’.
Diketahui siapa?
Semua. Baik sesuai pengetahuan suami,
sesuai pemahaman istri,
atau sesuai yang ‘seharusnya’ diketahui
oleh keduanya, menurut adat atau agama.
Kata ma’ruf harus diartikan pada hal-hal positif,
karena untuk meraih nilai 10 diatas.
Inilah kenapa kata ma’ruf kadang diartikan
patut, benar atau bijak.
(6)
Tidak suka syai_an.
(syai_an : sedikit sesuatu)
Suka dan tidak suka adalah perbuatan hati.
Hati yang berbeda tentu berbeda pula kesukaannya.
Untuk itu, tidak perlu tergesa untuk bilang “pisah”
atau semacamnya saat ada kata ‘tidak suka syai_an’.
Sebab ada kemungkinan Alloh justru memberi anugrah
hal terbaik nan besar pada syai’an tersebut.
Untuk itu komitmen saling memaklumi
saat di jenjang “ibadah nikah”
adalah kunci utama.
والله أعلم
Laki-laki memang aneh
Judulnya aneh. Kesengajaan ini boleh diartikan bila memang pusing menghadapi wanita, tidak perlu tengak-tengok mencari kesalahan mereka. Lihatlah dulu, apakah pria bisa memahami wanita? Semua suami tentu faham apa yang terjadi di keluarga masing-masing. Sering kali dibuat pusing dengan loncatan atau letupan aneh sang istri. Suatu saat, terjadilah sesuatu yang terjadi ada yang aneh-aneh pada sang istri Pusing-pusing mencari solusi… Ternyata menemukan catatan “Simbah” ha ha ha… ya ya ya… bergeleng kepala dan bersenyum Beliau paling juga di”gitukan” wanita Catatan itu ternyata sebuah hadits.. Dan banyak sahabat yang menerimanya Tidak dalam satu kesempatan Terbukti dari redaksi sabdanya berbeda وما أكرم النساء إلا كريم ولا أهانهن إلا لئيم يغلبن كل كريم ويغلبهن لئيم وأنا أحب أن أكون كريماً مغلوباً من أن أكون لئيماً غالباً Rasululloh bersabda : Tiada yang memulyakan wanita kecuali orang mulia dan tiada yang merendahkan mereka kecuali orang hina Mereka mudah mengalahkan orang-orang mulya namun orang rendah dengan gampang mengalahkan mereka Dan aku lebih senang menjadi orang mulya yang kalah daripada aku menjadi orang hina yang berkuasa (Kitab Jami' Shoghir) ha ha ha… ya ya ya… bergeleng kepala dan bersenyum Beliau-beliau para sahabat paling di”gitukan” juga sama wanita شر البلية ما يضحك sejelek apapun ujian Terkadang ada sisi yang bisa mejadi bahan tertawaan Sebuah cerita pelajaran : Seorang shabat datang kepada Kholifah Umar bin Khottob untuk menyampaikan keluhan berkenaan dengan istrinya Sesampai di depan pintu dia mengetuk pintu Sang Kholifah tapi sayup sayup dia mendengar bahwa Istri Sang Kholifah sedang marah besar kepadanya. Namun tak berapa lama Kholifah Umar membukakan pintu ternyata beliau mendengar ketukan tadi Saat pintu terbuka sahabat tadi malah melangkah mundur Kholifah : Wahai saudara.. apa yang anda inginkan Sahabat : saya mendatangi anda untuk mengeluhkan masalah istri saya namun kudapati anda mendapatkan hal sama seperti yang terjadi pada saya. Aku tidak mau merepotkan anda terkait masalahku. Anda sudah cukup repot dengan masalah anda. Sang Kholifah tersenyum seraya berkata : wahai saudara, mereka tetap lah istri-istri kita Jika kita tidak suka kelakuan mereka kita masih bisa menerima di sisi yang lain. Mereka sudah merawat anak-anak kita dan mereka juga bertanggung jawab atas urusan kita. Aku mendengar Rasululloh bersabda : إن المرأة قد خلقت من ضلع أعوج وإن أعوج ما في الضلع أعلاه فإن أردت أن تستمتع بها فاستمتع بها على عوجها وإنك إن ذهبت تقوِّمه كسرته وإن كسر المرأة طلاقها فاستوصوا بالنساء خيرا Wanita tercipta dari tulang rusuk yang bengkok. Dan yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah bagian yang paling atas. Jika anda ingin bersenang-senang dengan wanita cobalah ambil kesenangan wanita dari sisi bengkoknya. Jika anda berusaha meluruskan bengkoknya, bisa-bisa anda akan mematahkannya, Dan patahnya wanita adalah menceraikannya Untuk itu, berilah para wanita itu nasehat terbaik. ----- Secara medis, struktur anatomi tulang rusuk laki-laki dan wanita adalah sama; 7 iga sejati, 3 iga semu, 2 iga melayang, sehingga jumlah totalnya 12. Tulang rusuk berbentuk panjang agak pipih dan ujung tulang sebelah atas merupakan tulang rawan, yang mudah patah. Jadi apa yang disabdakan Rasululloh hanyalah sekedar kiasan. Artinya, nasehat Rasululloh ini tentu bukan untuk mendiskreditkan atau memarginalkan wanita. Rasululloh seolah ingin memberi petunjuk (1) إن المرأة قد خلقت من ضلع أعوج akar masalahnya adalah : ada perbedaan fisik yang tentu akan ada perbedaan pula secara psikis. (2) وإن أعوج ما في الضلع أعلاه titik fokus preventif : bagian paling atas adalah kepala. (3) فإن أردت أن تستمتع بها bila "berani" bersenang-senang dengannya فاستمتع بها على عوجها solusi : "menikmati sisi bengkoknya" yang bikin pusing justru dinikmati banyak alternatif sesuai ke”anehan”nya: disayang, dibelai, diberi pujian, dll (4) وإنك إن ذهبت تقوِّمه waspada pada : memaksakan sesuatu meskipun lurus (benar) (5) كسرته akibat paksaan : patah. tidak terkendali dan kehilangan harmoni وإن كسر المرأة طلاقها akibat terburuk : pisah. cerai, putus silaturahmi, anak terlantar. (6) فاستوصوا بالنساء خيرا solusi saat patah : memberikan nasehat terbaik kepada istri tidak secara langsung. alternatif : memberi pelajaran melalui sindiran, meminta orang lain menasehati, dll ha ha ha… ya ya ya… bergeleng kepala dan bersenyum lagi.. ..wanita.. oh wanita.. .. laki-laki.. oh.. laki-laki.. والله أعلم
Seputar Akad Nikah
خطبة النكاح
الحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتِعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ المـَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا، وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا. وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً، وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا، وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً، إِنَّ فِي ذلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ.
وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى :وَأَنْكِحُوْا الأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَاءِكُمْ، إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ، وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ، وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لاَ يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتَّى يُغْنِيَهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: الرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوْا مِنْ أَمْوَالِهِمْ، فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفظَ اللهُ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالمـَعْرُوْفِ، وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلِلرِّجَال عَلَيْهِنَّ دَرَجَةً، وَاللهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ.