Awas Fitnah 3
Sumber fitnah :
Fitnah disebut sebagai potensi ibtila’ dan ikhtibar karena memang bahan dasarnya sudah ada serta tinggal menunggu waktunya saja. Seperti contoh ; duit adalah potensi fitnah. Karena di masa sekarang orang tidak bisa tidak sering membutuhkan duit. Tetapi di sisi lain, bila uang terlalu digenggam erat, tentu menimbulkan efek cinta dunia. Dilepas semua tidak bisa, digenggam juga berbahaya.
Dalam beberapa nash disebutkan beberapa hal yang berpotensi fitnah :
Awas Fitnah 2
Dalam kaitan masalah fitnah perlu disampaikan beberapa penjelasan agar setiap mu’min waspada dan selalu menjaga kesadaan diri, kepada siapa semua ini harus berujung pangkal. Dimana telah dijelaskan sebelumnya pengertian tentang fitnah dan untuk tujuan apa fitnah itu ada.
Selanjutnya adalah hal-hal seputaran tentang potensi ujian dan latihan ini :
Fitnah ada dimana-mana
عَنْ أُسَامَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَشْرَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أُطُمٍ مِنْ آطَامِ الْمَدِينَةِ فَقَالَ هَلْ تَرَوْنَ مَا أَرَى إِنِّي لَأَرَى مَوَاقِعَ الْفِتَنِ خِلَالَ بُيُوتِكُمْ كَمَوَاقِعِ الْقَطْرِ
Awas Fitnah !
F itnah dalam rumus etimologi arab berarti potensi mendapat ujian (ibtila’) atau latihan (ikhtibar). Dan seperti diketahui, seseorang mendapat ujian karena untuk kenaikan kelas. Dan terkadang seseorang harus menempuh dari latihan ke latihan yang lain, untuk mencari pengalaman yang seluas-luasnya.
Berbeda dengan adzab atau siksa yang terjadi setelah ada perbuatan melanggar aturan (ma’shiyat) yang telah ditentukan Alloh, ibtila’ dan ikhtibar terjadi karena sebelumnya memang tidak ada apa-apa, bahkan justru sering terjadi saat seseorang semakin mendekat (taqorrub) kepada Alloh. Hal yang berpotensi menimbulkan ibtila’ atau ikhtibar inilah disebut fitnah.
Lisan Dalam Al-Qur’an
Menarik untuk diperhatikan mengenai kata lisan yang tidak banyak disebutkan dalam Al-Qur’an. Sebagaimana diketahui bahwa lisan adalah salah satu anggota badan yang terdapat dalam mulut sebagai alat untuk berbicara dan mengecap. Sehingga orang yang berkata lancar, jelas dan mudah difahami disebut fasih lisannya.
Memang secara etimologi kata lisan itu demikian adanya. Namun dalam Al-Qur’an para ahli tafsir mendistribusikannya dalam 4 makna.
Khutbah : Kesempurnaan Iman yang Manis
Khutbah : Kesempurnaan Iman yang Manis
الخطبة الأولى
الحمد الله وحد نحمده ونشكره ونستعين به ونستغفره ونعود بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا من يهدي الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادية له، وأشهد ان لا إله الى الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، صلى الله عليه وسلم وعلى آله وصحبه أجمعين ومن تبعهم بالإحسان الى يوم الدين. أما بعد ،
أما بعد، فيا عباد الله ... أوصيني نفسي وإياكم بتقوى الله، اتقوا الله.. وهو القائل: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
فها أذكر نفسي وإياكم عن الإيمان بالله، وما أردت بذلك إلا التذكير من أن قوة تقوانا على حسب قوة الإيمان في نفسنا. وقد قال صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ.
Khutbah : Antara Maulid Dua Nabi
Khutbah : Antara Maulid Dua Nabi Masjid Darussalam Donkelan, 26 Des 2104
الخطبة الأولى
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صَلى وسلم الله عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللهِ، عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ، صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ،
أما بعد، فيا عباد الله ... أوصيني نفسي وإياكم بتقوى الله، اتقوا الله.. وهو القائل: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Tamsil Pelajaran 6 : Jembatan Nikmat
Beberapa tamsil dikemukakan agar lebih mudah mencerna pelajaran yang seharusnya punya muatan tinggi. Berikut ini sebagian contoh dan insya Alloh akan di update pada kesempatan yang akan datang.
Sebagai salah satu tamsil adalah Ayat :صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
“Jembatan orang-orang yang Engkau anugerahi kenikmatan”. Lalu diarahkan pada ayat :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
Barangsiapa yang ta’at setia kepad Alloh dan rasulNya, maka mereka akan bersama dengan orang-orang yang Alloh anugerahi kenikmatan, berturut-turut dari kalangan para nabi, para shiddiq, para syahid, dan para orang saleh. Mereka orang bagus sebagai teman yang halus.
Kafalah Anak Yatim 2
Kafalah anak yatim adalah memberikan jaminan perhatian baik materi dan non materi kepada anak kecil belum baligh yang ditinggal mati bapaknya. Kafalah anak yatim adalah perintah syari’at islam sebagai usaha merealisasikan hati yang penuh iman agar tercapai buah ihsan yakni tercapainya kesejahteraan keluarga, bertetangga hingga sampai pada level stabilitas negara.
Kafalah anak yatim merupakan upaya terpuji yang sangat disukai oleh Rasululloh, dimana Beliau begitu terkenang semasa dirinya menjadi yatim, bahkan hal itu terjadi saat Beliau masih berada di kandungan Ibunda Aminah. Garansi surga bersama-sama Beliau menjadi indikasi akan hal itu. Sebagaimana sabda Beliau:
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا. وَقَالَ : بِإِصْبَعَيْهِ السَّبابةِ وَالْوُسْطَى
Kafalah Anak Yatim
Hati yang penuh Iman lalu dibuktikan dalam perbuatan yang diperintahkan dalam islam, tentu akan membuahkan sikap ihsan. Patokan sederhana namun mencakup seluruh tindakan setiap pengikut Baginda Rasululloh. Dan diantara cara untuk merealisasikan hal itu adalah dengan melakukan kafalah anak yatim.
Ada empat hal besar cara bersikap kepada anak yatim :
Sikap kepada anak yatim
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَى ٰوَالْمَسَاكِينِ ﴿٨٣ البقرة﴾ ﴿٣٦ النساء﴾ كَلَّا بَلْ لَا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ ﴿١٧ الفجر﴾ فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ ﴿٩ الضحى﴾ فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ ﴿٢ الماعون﴾
Kematian Sebagai Nasehat Terbaik
Khutbah : 12 Des 2014, Masjid Darussalam Dongkelan Munasabah : Almarhum Bapak Moerdiyanto Durasi : 10 menit
الحمد لله الذي كتب على عباده الموت والفناء، وتفرد سبحانه بالحياة والبقاء، واشهدُ ألا الهَ إلا اللهُ وحدَهُ لا شريكَ لهُ. واشهدُ أن سيدنا محمداً عبدُهُ ورسولُهُ الصادقَ المأمون، صلى اللهُ على سيد ولد آدم هذا، وعلى آلِهِ وأصحابِهِ والتابعين ومن تبعهم إلى يوم الدين، وسلَّمَ تسليما كثيرا إلى يومِ يبعثونَ. فيا عباد الله ... أوصيني نفسي وإياكم بتقوى الله، اتقوا الله.. وهو القائل: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وقال أيضا : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ