Beberapa tamsil dikemukakan agar lebih mudah mencerna pelajaran yang seharusnya punya muatan tinggi. Berikut ini sebagian contoh dan insya Alloh akan di update pada kesempatan yang akan datang.
Sebagai salah satu tamsil adalah Ayat :صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
“Jembatan orang-orang yang Engkau anugerahi kenikmatan”. Lalu diarahkan pada ayat :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
Barangsiapa yang ta’at setia kepad Alloh dan rasulNya, maka mereka akan bersama dengan orang-orang yang Alloh anugerahi kenikmatan, berturut-turut dari kalangan para nabi, para shiddiq, para syahid, dan para orang saleh. Mereka orang bagus sebagai teman yang halus.
Nikmat Alloh terbesar adalah nubuwwah (kenabian) yang ajaran islam terkandung di dalamnya. Dimana nubuwwah ini kemudian dialirkan melalui TALANG AIR dari nabi ke nabi, yang di akhirat nanti disebut ShIROTh.
Dalam setiap talang air, para Nabi sebagai pemilik lintasan nubuwwah banyak memiliki cabang perlintasan dibawahnya. Baik yang dimiliki oleh para ShIDdIQIN yang merasakan betul bagaimana talang air dan rasa air nubuwwah di dalamnya.
Demikian juga dibawahnya, para SyUHADA' sebagai orang-orang yang melihat, mengawasi dan berusaha mencicipi bagaimana rasa air itu.
Serta di akhir talang air, ada mereka orang-orang ShOLIHIN yang hanya berusaha untuk menunjukkan kepantasan atau kelayakan dalam mengangkat talang air itu agar air nubuwwah menyirami dirinya.
Artinya, bila di akhirat nanti tidak menemukan shiroth, sebagai perlintasan satu-satunya, jangan harap akan menemukan surga.
Inilah satu tamsil pelajaran, bagaimana seseorang harus punya guru yang benar benar di gugu dan ditiru, dimana para guru itu minimal bersambung kepada pendahulu para sholihin, atau guru dari para syuhada’, lebih-lebih lagi bila guru itu dari kalangan shiddiqiin.
Dan sekali lagi satu pelajaran, tidak bisa setiap orang mengambil langsung Al-Qur'an dan Hadits, tetapi harus kembali kepada guru yang mengajarkannya.
والله أعلم
Suka artikel diatas ?, Silahkan Klik :
POSTING : Tamsil Pelajaran 6 : Jembatan Nikmat
SHARE : Bagikan untuk teman anda. Semoga bermanfaat dan terima kasih.