F itnah dalam rumus etimologi arab berarti potensi mendapat ujian (ibtila’) atau latihan (ikhtibar). Dan seperti diketahui, seseorang mendapat ujian karena untuk kenaikan kelas. Dan terkadang seseorang harus menempuh dari latihan ke latihan yang lain, untuk mencari pengalaman yang seluas-luasnya.
Berbeda dengan adzab atau siksa yang terjadi setelah ada perbuatan melanggar aturan (ma’shiyat) yang telah ditentukan Alloh, ibtila’ dan ikhtibar terjadi karena sebelumnya memang tidak ada apa-apa, bahkan justru sering terjadi saat seseorang semakin mendekat (taqorrub) kepada Alloh. Hal yang berpotensi menimbulkan ibtila’ atau ikhtibar inilah disebut fitnah.
Seperti di sampaikan oleh Nabi Musa Alaihis salam :
إِنْ هِيَ إِلَّا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَن تَشَاءُ وَتَهْدِي مَن تَشَاءُ
Tidak lain itu fitnahMu, yang karenanya Engkau sesatkan siapapun yang Engkau kehendaki, dan Engkau beri hidayah siapapun yang Engkau kehendaki pula. (Al-A’rof 155).
Contoh Skenario fitnah :
فَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً مِنَّا قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ ۚ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
Lalu apabila manusia disentuh bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui. (Az-Zumar 49).
Ayat diatas menerangkan skenario Alloh yang begitu halus dalam memberikan fitnah kepada hambaNya. Pertama kali diberikan sentuhan situasi atau kondisi terdesak. Apabila kemudian dia ingat Alloh, lalu berdo’a kepadaNya agar dihilangkan mara bahayanya, maka dia dinyatakan lolos ujian pertama. Ujian kedua adalah dengan menghilangkan bahaya dan bahkan memberikan kepada hamba yang berdo’a tadi keni’matan. Apabila dia masih ingat kepada Alloh dan bersyukur, maka bisa dikatakan dia telah lulus ujian. Tetapi apabila dia malah kemudian ujub (bangga diri) dengan keberhasilan do’anya, seperti contoh dalam ayat tadi “itu karena aku tahu dan menyadarinya”, maka ujian dianggap tidak berhasil dan perlu lain kali diulang.
Semoga bermanfa’at.
Allohumma Sholli Alan Nabi Muhammad wa Sallim
Suka artikel diatas ?, Silahkan Klik :
POSTING : Awas Fitnah !
SHARE : Bagikan untuk teman anda. Semoga bermanfaat dan terima kasih.