Dalam tulisan tangan bertasbih sebelumnya dinyatakan bahwa Rasululloh menggunakan jari jemarinya saat bertasbih. Dan ternyata ada rahasia menarik dibalik perintah menggunakan piranti tersebut.
Namun dengan tangan bertasbih sebelah manakah yang digunakan?
Sahabat Abdullah bin Amr Radhiallahu’anhu, dia berkata:
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: Sesungguhnya satu bulan bisa dengan 29 hari kemudian beliau memperaktekan dua kali dengan semua jari-jari kedua tangannya, dan yang ketiga (terakhir) dengan 9 jari dari (kedua tangan)nya.(HR. Muslim:1815)
Sebagaimana saat takbir sholat, mengangkat tangan berdo’a, wudhu dan tayammum juga menggunakan kedua tangan.
Demikian, semoga bermanfaat.
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يعقد التسبيح بيده
“Saya melihat Rasulullah bertasbih dengan tangan Beliau”
Apakah dibenarkah bila menggunakan dengan dua tangan ?
dan bagaimana cara memulainya?
Hal yang perlu diketahui adalah bahwa masalah ini ada diputaran adab sopan santun berdzikir. Tidak lalu dikaitkan masalah fiqih apalagi aqidah yang berujung kepada menyalahi Nabi, yang kemudian pantas disebut kafir dan layak masuk neraka.
Dan apapun yang terkait dengan adab, maka hukum yang berlaku adalah antara yang utama (khilaf awla) dan yang paling utama. Bukan antara wajib dan haram.
Di sisi lain, adab bertasbih dengan tangan ini tidak dijelaskan secara rinci dari mana memulainya, dan bagaimana bila berdzikir lebih dari angka 33. Semisal berbanyak dzikir istighfar 70 kali atau 100 kali.
Disinilah diperlukan kreasi ijtihad.
Dan dari berbagai tulisan mengenai hal ini ;
ada yang memulai tasbih dari ibu jari tangan kanan, setiap jari 3 ruas : 3 tasbih. Jumlah keseluruhan adalah 3 ruas kali lima jari sama dengan 15. Demikian diulang dari ibu jari lagi menjadi 30, lalu ditambah 3 menjadi 33.
Ada pula yang memulainya dari arah jari kelingking tangan kanan, bolak balik setiap jari. Namun cara mengitungnya adalah 3 ruas jari ditambah 1 ujung jari, kecuali pada ibu jari.
Bila untuk jumlah lebih banyak;
Dikembangkan lagi sampai seratus ;
Bahkan ditambah lagi hingga 500 ;
Dari sekian tulisan mengenai hal ini, mungkin paling tepat adalah seperti gambar dibawah :
Memang tulisan ini mengenai bagaimana adab sopan santun memotong kuku ala Rasululloh صلى الله عليه وسلم. Namun justru karena itulah kita dapat membaca garis merah yang menghubungkan masalah tangan bertasbih dan memotong kuku tangan, yakni satu kompromi saling mengisi dan melengkapi antar dalil. Sejauh mana hal itu tidak saling kontradiktif, kenapa tidak ?!.
Rasululloh صلى الله عليه وسلم suka melakukan apapun dan memulainya dengan hal yang terbaik, yaitu bagian sebelah kanan.
Dari kesepuluh jari tangan, jari terbaik adalah telunjuk tangan kanan, yang sehari-harinya bertugas melakukan isyarat tasyahhud sholat.
Dari jari telunjuk, beralih kepada jari tengah sebagai bagian terbaik sisi kanannya. Kemudian jari manis, lalu jari kelingking.
Setelah itu?
Bila kedua tangan di sejajarkan posisi menengadah, maka kita dapati jari kelingking tangan kanan bersebelahan dengan jari kelingking tangan sebelah kiri. Berarti bagian ini lah yang terbaik setelahnya. Lalu dilanjutkan sebelah kanannya lagi sampai ibu jari tangan kiri, dan ditutup sebelah kanannya yaitu ibu jari tangan sebelah kanan.
Selanjutnya, menghitung dzikir dengan menggunakan “anamil” atau ruas jari. Dan setiap jari punya 3 (tiga) ruas, berarti setiap ruasnya satu dzikir.
Makna yang diambil dari sini adalah setiap ruas jari akan bersaksi untuk kita di akhirat nanti seperti pada tulisan sebelumnya.
Kemudian bisa diketahui bersama, bahwa bagian atas tentu lebih baik dari bagian bawah. Oleh karena itu, cara berdzikir adalah dengan memulai bagian atas ruas jari ke bagian bawahnya. Lalu dilanjutkan jari sebelah kanannya, demikian seterusnya.
Pertanyaannya, ini kok menggunakan kedua tangan?
Bila dasar berfikirnya (illat) adalah semua jari-jari itu akan bersaksi di akhirat, kenapa tidak ?
Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga pernah menghitung dengan jari-jari kedua tangannya, meskipun tidak saat bertasbih :
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّ الشَّهْرَ يَكُونُ تِسْعًا وَعِشْرِينَ
ثُمَّ طَبَّقَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدَيْهِ ثَلَاثًا
مَرَّتَيْنِ بِأَصَابِعِ يَدَيْهِ كُلِّهَا وَالثَّالِثَةَ بِتِسْعٍ مِنْهَا
والله أعلم
Suka artikel diatas ?, Silahkan Klik :
POSTING : Tangan Bertasbih 2 : Cara Terbaik
SHARE : Bagikan untuk teman anda. Semoga bermanfaat dan terima kasih.