Yan Nabi: Tangan Bertasbih 1 : Amanat Organ Tubuh

Ada apa dengan tangan yang bertasbih?

‏قال رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم
عَلَيْكُنَّ بِالتَّسْبِيْحِ وَالتَّهْلِيْلِ وَالتَّقْدِيْسِ
وَلاَ تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَةَ
وَاعْقِدْنَ بِالأنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُوْلاَتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ

Rasululloh Shollollohu alaihi wasallam bersabda:
“Bacalah anda sekalian Tasbih, Tahlil dan Taqdis, serta jangan anda semua lalai (akan hal itu, sehingga) anda semua lupa akan rahmat (Allah). Dan anda sekalian hitung sesuai ruas jari-jari tangan karena nanti di akhirat jari-jari tersebut akan ditanya dan nantinya akan diminta untuk bicara”.

(HR. Imam Ibnu Abi Syaibah, Imam Abu Dawud dan Imam At-Tirmidzi)

Melalui hadits ini, Rasululloh Shollollohu alaihi wasallam mengajarkan tentang salah catu cara berdzikir, yakni dengan menggunakan jari-jari tangan.
Terus, apakah Beliau melarang berdzikir dengan instrumen selain tangan? Banyak yang menggunakan hadits ini sebagai bukti larangan menggunakan instrumen selain jari tangan:
Dari Shofiyah istri Rasulullah berkata:

دَخَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَليهِ وَسَلّمَ
وَبَيْنَ يَدَيَّ أَرْبَعَةُ آلاَفِ نَوَاةٍ أُسَبِّحُ بِهَا
فَقَالَ: لَقَدْ سَبَّحْتِ بِهَذَا؟ أَلاَ أُعَلِّمُكِ بِأَكْثَرَ مِمَّا سَبَّحْتِ بِهِ؟
فَقَالَتْ: عَلِّمْنِيْ
فَقَالَ: قُوْلِيْ سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ مِنْ شَىْءٍ
رواه الترمذي والحاكم والطبرانيّ وغيرهم
وحسّنه الحافظ ابن حجر في تخريج الأذكار

“Suatu ketika Rasulullah menemuiku
dan ketika itu ada di hadapanku empat ribu
biji-bijian yang aku gunakan untuk bertasbih.
Lalu Rasulullah berkata:
Anda bertasbih dengan biji-bijian ini?!
Maukah anda, aku ajari
yang lebih banyak dari tasbih anda?
Shofiyah menjawab: Iya, ajarkanlah kepadaku.
Lalu Rasulullah bersabda:
Bacalah :

سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ مِنْ شَىْءٍ
(Subhanalloh sejumlah apapun itu yang Dia ciptakan)

(HR. at-Tirmidzi, al-Hakim, ath-Thabarani dan lainnya,
dan dihasankan oleh al-Hafizh Ibn Hajar dalam kitab Nata-ij al-Afkar Fi Takhrij al-Adzkar)

Terbaca dalam hadits ini, tidak ada larangan. Karena redaksi yang dipakai Rasululloh adalah “maukah anda, aku ajari yang lebih banyak dari tasbih anda?”.

Bila redaksinya menyatakan “hal yang lebih banyak”, berarti pemahaman terbaliknya adalah “hal lebih sedikit”. Dan kata “sedikit” tentu masih ada nilainya, (antara yang baik dan terbaik). Tidak lalu diartikan nol, apalagi negatif dibawah nol, lalu dibilang tidak boleh, dikasih label bid’ah, selanjutnya disuruh melenggang ke neraka.
Untaian tasbih hanyalah sekedar perangkat ibadah, tak ubahnya sholat memakai celana panjang, berjas dan berdasi. Tidak lalu harus pakai surban, gamis, toup atau jubah. Bahkan bagus juga dan tidak salah bila itu meniru Rasululloh. Asalkan jangan berniat meniru Abu Jahal yang juga berpakaian seperti itu!?

Rasululloh Shollollohu alaihi wasallam dalam hadist ini juga membeberkan sebuah alasan tentang rahasia yang terkandung dari perintah berdzikir dengan tangan.

Bahwa jari-jari itu akan menjadi saksi kita di akhirat kelak, baik itu adalah persaksian positif tentang amal ibadah kita, atau sebaliknya persaksian negatif mengenai kemaksiyatan yang dilakukan oleh tangan.

Apakah ini hanya khusus terkait dengan jari jemari? Tidak.
Rasululloh hanya menyatakan sesuatu sesuai hal kejadian, yang dalam hal ini berhubungan dengan tasbih menggunakan tangan. Sedang untuk selain tangan, ternyata seluruh tubuh kita akan bicara menjadi saksi kita di akhirat nanti. Seperti ayat:

يوم تشهد عليهم ألسنتهم وأيديهم وأرجلهم بما كانوا يعملون

(hari dimana akan bersaksi untuk mereka, lesan lidah,
tangan-tangan dan kaki-kaki mereka sesuai
apa yang telah mereka kerjakan. An-Nuur 24)

Atau pada ayat :

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

(anda jangan punya pendirian pada sesuatu yang anda tidak mengerti. Sungguh setiap pendengaran, penglihatan serta apa yang dihati akan dimintai pertanggung jawaban. Al-Isro’)

Seperti juga dalam hadist:

كتب على ابن آدم نصيبه من الزنا مدرك ذلك لا محالة، فالعينان زناهما النظر، والأذنان زناهما الاستماع، واللسان زناه الكلام، واليد زناها البطش، والرجل زناها الخطا، والقلب يهوى ويتمنى، ويصدق ذلك الفرج ويكذبه

Sudah ditulis untuk anak Adam bagian tertentu yang bisa jadi celah tak terhindarkan untuk berbuat zina. Dua mata zinanya adalah pandangan, zina dua telinga adalah pendengaran, zina lisan adalah berkata-kata, zina tangan adalah kekerasan, zina kaki adalah langkahnya, sedangkan hati menyuka sesuatu dan berangan-angan. Dan farji kemaluan membenarkan atau mengingkari kesumuanya itu.

Sekilas pelajaran yang bisa diambil dari hal diatas adalah gerak gerik setiap anggota tubuh kita harus penuh dengan amal ibadah.

Suka artikel diatas ?, Silahkan Klik :