Kebiasaan bersumpah dalam percakapan biasa dan sehari-hari tentu akan mengundang tanda tanya besar bagi lawan bicaranya. “Ada apa dengan dia?” apakah dia adalah orang yang kurang bisa dipercaya oleh orang-orang diselilingnya? Ataukah dia begitu menganggap enteng kalam ilahi ? ataukah dia memang bersungguh-sungguh ? tapi kenapa sering sekali. Minimal kebiasaan bersumpah tersebut akan memancing kewaspadaan berlebih atau bahkan –jeleknya- akan memunculkan rasa prasangka buruk kepadanya ataupun ucapannya.
Meski matan hadits (muatan) sedikit berbeda namun hal ini justru menjelaskan satu sama lain yang mana dari hadits tersebut dapat diambil satu kesimpulan sementara, bahwa Rasululloh mengajarkan agar tetap memperhatikan hasanah fil akhiroh (kebaikan akhirat) meski sedang dalam kerangka mencari hasanah fid dunya (kebaikan dunia). Hal ini tercermin dari kata barokah, yang tidak lain dan tidak lepas dari kerangka “sedang” beribadah.
Barokah adalah nilai plus dari hal yang nampak (dhohir) baik. Artinya, memang sudah bagus plus ada bonusnya. Barokah mutlak dipunyai oleh Alloh ta’ala dan diberikan bila suatu hal telah sempurna memenuhi rukun dan syarat yang dibutuhkan. Hal ini bisa dianugerahkan kepada pelaku seperti nabi atau wali dengan mu’jizat dan keramatnya, kepada tempat seperti masjidil harom “baaroknaa hawlahu” dengan pahala yang berlipatnya, kepada waktu seperti lailatul qodar dengan seribu bulannya, kepada barang mati seperti hajar aswad dengan “vacuum cleaner” dosanya, atau kepada prilaku seperti sabda Rasululloh :
Sahabat Hakim bin Hizam mengatakan : aku meminta sesuatu kepada Nabi lalu beliau memberikannya, kemudian aku memintanya lagi, beliaupun memberikannya lagi. Kemudian Beliau bersabda : harta ini bagaikan sayuran segar yang manis rasanya. Siapa mengambilnya dengan jiwa yang baik maka dia mendapat barokah dari hartanya, namun jika ia mengambilnya dengan jiwa yang rakus, ia tidak mendapat barokah darinya, (hal itu) seperti halnya seseorang yang makan namun tidak kenyang-kenyang. Tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah”. (muttafaq alaih)
Rasululloh mengajarkan suatu kiat agar mendapat bisnis yang barokah, apalagi saat banyak terjadi omong kosong dan sumpah ;
Qois bin Abi ghorozah bercerita; Rasululloh mengunjungi kita saat di pasar, lalu bersabda : Wahai para pedagang, di pasar ini sering muncul omong kosong dan sumpah, untuk itu tutupilah (kekurangannya) dengan shodaqoh. (HR. Imam Thabrani)
Hasil bisnis dilihat secara vertikal (hablun minalloh) maka barokah jawabannya. Secara horisontal (hablun minannas) maka laba bisnis adalah sebagai tolak ukurnya.
Namun apakah hanya sekedar sumpah saja bisa mengakibatkan seseorang kehilangan barokah dan keuntungan ? apalagi jika memang disaat betul-betul diperlukan? Tentu tidak begitu. Rasululloh bersabda :
“berhati-hatilah! Terlalu banyak sumpah dalam bisnis memang dapat memberikan pendapatan, namun kemudian dapat mudah merusak”
Semakin banyak sumpah maka sangat mungkin akan menurunkan frekuensi penjualan (kasab) sehingga dengan sendirinya dapat menurunkan keuntungan (ribhun).
Pelaku bisnis yang sering bersumpah dalam berniaga sedikit banyak akan memicu kecurigaan rekan bisnisnya. Dan memang realitanya semakin banyak bicara, maka potensi untuk berbohong semakin terjadi. Rasululloh pun mewanti-wanti :
“Pelaku-pelaku bisnis biasanya adalah orang-orang yang menjual harga dirinya. Para shabat bertanya : ya Rasululloh, bukankah Alloh telah menghalalkan jual beli? Beliau menjawab : benar sekali, namun mereka banyak bicara sehingga mereka gampang berbohong, mereka pun suka bersumpah sehingga mereka mendapat dosa”. (HR. Imam Ahmad, Imam Hakim dan Imam Baihaqi)
Lebih jelasnya, sumpah yang dimaksudkan Rasululloh adalah sumpah palsu. Sahabat Abu Wail dari Abdulloh meriwayatkan, bahwa Rasululloh bersabda :
Barangsiapa bersumpah palsu hanya untuk mendapatkan sepotong harta seseorang, maka dia akan bertemu Alloh dalam keadaan murka kepadanya.
Untuk membenarkan hal tadi, Alloh menurunkan (ayat) dalam Al-Qur_an :
Sesungguhnya orang-orang yang menjual janji Alloh serta sumpah-sumpah mereka dengan harga yang rendah maka mereka tidak akan mendapat bagian apapun di akhirat dan (justru) mereka akan mendapatkan siksa yang pedih - Ali Imron 77- (Muttafaq Alaih)
Bersumpah memang seharusnya dilakukan saat keadaan benar-benar diperlukan. Karena sumpah selalu membawa nama besar, agung dan dipertaruhkan kehormatannya.
Jika memang klien tidak menghendaki hal yang ditawarkan, maka tidak perlu ngotot sampai ke ranah sumpah. Laku diam pasti ada hikmahya. Banyak sahabat meriwayatkan solusi ini, dimana Rasululloh bersabda :
Barangsiapa ada yang bersumpah, maka bersumpahlah atas nama Alloh atau berlaku diam. (mutawatir)
Memang orang bersumpah tidak hanya terjadi dalam kasus-kasus jual beli. Hal ini memang hanya sekadar contoh, bahwa hanya urusan jual beli saja harus membawa-bawa sumpah, berbeda dengan di pengadilan yang memerlukan penekanan ekstra terhadap muatan pembicaraan.
Memang di Indonesia praktek sumpah dalam jual beli di pasar-pasar tidak banyak terjadi. Tetapi kata-kata yang semakna hingga mendekati makna sumpah sangat biasa terjadi. “beneran ini bagus”, “ini paling murah”, “ini asli”, “wah, belum kembali modal”.
Dan lain-lain.
Sebaliknya, menjadi pebisnis yang baik bukan lah hal yang tidak mungkin. Justru dengan ancaman Rasululloh terhadap mereka seperti diatas lah yang menjadikan mereka punya kedudukan tinggi di sisi Alloh bilamana seperti tertuang dalam ayat2 36-37 surat AnNur;
Bagaimana tidak!? Kalau hanya seseorang menyepi sendiri, berdzikir dan melakukan ibadah-ibadah, hal itu sudah biasa. Tetapi jika ada seseorang yang bergelimang dengan harta benda berdagang kesana kemari, namun tetap berdzikir kepada Alloh, sholat, zakat dan takut pada suatu hari, dimana hati dan pandangan bisa sangat berubah (sakarotul maut)...... tentu ini pasti manusia langka !
Apakah anda pernah menjumpai orang seperti itu ?
عن ابْنِ الْمُسَيَّبِ إِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الْحَلِفُ مَنْفَقَةٌ لِلسِّلْعَةِ مَمْحَقَةٌ لِلْبَرَكَةِ (رواه البخاري وابي داود، ولمسلم والبيهقي: مَمْحَقَةٌ لِلرِّبْحِ، وللنسائي : مَمْحَقَةٌ لِلْكَسْبِ)
Riwayat Ibnu Musayyab dari Abu Hurairoh RA. berkata : Aku mendengar Rasululloh bersabda : “sumpah dapat menarik peluang nafkah komoditas niaga (namun) dapat merusak barokah. (HR. Imam Bukhori dan Imam Abu Dawud. Sedangkan Imam Muslim dan Imam Baihaqi dengan redaksi : merusak keuntungan. Berbeda pula dengan redaksi dari Imam Nasa_i : dapat merusak peluang usaha)Meski matan hadits (muatan) sedikit berbeda namun hal ini justru menjelaskan satu sama lain yang mana dari hadits tersebut dapat diambil satu kesimpulan sementara, bahwa Rasululloh mengajarkan agar tetap memperhatikan hasanah fil akhiroh (kebaikan akhirat) meski sedang dalam kerangka mencari hasanah fid dunya (kebaikan dunia). Hal ini tercermin dari kata barokah, yang tidak lain dan tidak lepas dari kerangka “sedang” beribadah.
Barokah adalah nilai plus dari hal yang nampak (dhohir) baik. Artinya, memang sudah bagus plus ada bonusnya. Barokah mutlak dipunyai oleh Alloh ta’ala dan diberikan bila suatu hal telah sempurna memenuhi rukun dan syarat yang dibutuhkan. Hal ini bisa dianugerahkan kepada pelaku seperti nabi atau wali dengan mu’jizat dan keramatnya, kepada tempat seperti masjidil harom “baaroknaa hawlahu” dengan pahala yang berlipatnya, kepada waktu seperti lailatul qodar dengan seribu bulannya, kepada barang mati seperti hajar aswad dengan “vacuum cleaner” dosanya, atau kepada prilaku seperti sabda Rasululloh :
عن حَكِيمَ بْنَ حِزَامٍ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَعْطَانِي ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي ثُمَّ قَالَ إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِطِيبِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ وَكَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى
Rasululloh mengajarkan suatu kiat agar mendapat bisnis yang barokah, apalagi saat banyak terjadi omong kosong dan sumpah ;
عَنْ قَيْسِ بن أَبِي غَرَزَةَ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى السُّوقِ، فَقَالَ:"يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ , إِنَّ هَذِهِ السُّوقُ يَحْضُرُهَا اللَّغْوُ وَالْحَلِفُ فَشُوبُوهُ بِالصَّدَقَةِ (الطبراني)
Hasil bisnis dilihat secara vertikal (hablun minalloh) maka barokah jawabannya. Secara horisontal (hablun minannas) maka laba bisnis adalah sebagai tolak ukurnya.
Namun apakah hanya sekedar sumpah saja bisa mengakibatkan seseorang kehilangan barokah dan keuntungan ? apalagi jika memang disaat betul-betul diperlukan? Tentu tidak begitu. Rasululloh bersabda :
إِيَّاكُمْ وَكَثْرَةَ الْحَلِفِ فِي الْبَيْعِ فَإِنَّهُ يُنَفِّقُ ثُمَّ يَمْحَقُ.
Semakin banyak sumpah maka sangat mungkin akan menurunkan frekuensi penjualan (kasab) sehingga dengan sendirinya dapat menurunkan keuntungan (ribhun).
Pelaku bisnis yang sering bersumpah dalam berniaga sedikit banyak akan memicu kecurigaan rekan bisnisnya. Dan memang realitanya semakin banyak bicara, maka potensi untuk berbohong semakin terjadi. Rasululloh pun mewanti-wanti :
إِنَّ التُّجَّارَ هُمْ الْفُجَّارُ، قَالَ : قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَلَيْسَ قَدْ أَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ ؟ ، قَالَ : بَلَى ، وَلَكِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ فَيَكْذِبُونَ وَيَحْلِفُونَ وَيَأْثَمُونَ (احمد والحاكم والبيهقي)
Lebih jelasnya, sumpah yang dimaksudkan Rasululloh adalah sumpah palsu. Sahabat Abu Wail dari Abdulloh meriwayatkan, bahwa Rasululloh bersabda :
عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِينٍ كَاذِبًا لِيَقْتَطِعَ مَالَ رَجُلٍ -أَوْ قَالَ أَخِيهِ- لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ تَصْدِيقَ ذَلِكَ فِي الْقُرْآنِ
{ إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ - آل عمران 77}
{ إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ - آل عمران 77}
Untuk membenarkan hal tadi, Alloh menurunkan (ayat) dalam Al-Qur_an :
Sesungguhnya orang-orang yang menjual janji Alloh serta sumpah-sumpah mereka dengan harga yang rendah maka mereka tidak akan mendapat bagian apapun di akhirat dan (justru) mereka akan mendapatkan siksa yang pedih - Ali Imron 77- (Muttafaq Alaih)
Bersumpah memang seharusnya dilakukan saat keadaan benar-benar diperlukan. Karena sumpah selalu membawa nama besar, agung dan dipertaruhkan kehormatannya.
Jika memang klien tidak menghendaki hal yang ditawarkan, maka tidak perlu ngotot sampai ke ranah sumpah. Laku diam pasti ada hikmahya. Banyak sahabat meriwayatkan solusi ini, dimana Rasululloh bersabda :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ حَالِفًا فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ أَوْ لِيَصْمُتْ
Memang orang bersumpah tidak hanya terjadi dalam kasus-kasus jual beli. Hal ini memang hanya sekadar contoh, bahwa hanya urusan jual beli saja harus membawa-bawa sumpah, berbeda dengan di pengadilan yang memerlukan penekanan ekstra terhadap muatan pembicaraan.
Memang di Indonesia praktek sumpah dalam jual beli di pasar-pasar tidak banyak terjadi. Tetapi kata-kata yang semakna hingga mendekati makna sumpah sangat biasa terjadi. “beneran ini bagus”, “ini paling murah”, “ini asli”, “wah, belum kembali modal”.
Dan lain-lain.
Sebaliknya, menjadi pebisnis yang baik bukan lah hal yang tidak mungkin. Justru dengan ancaman Rasululloh terhadap mereka seperti diatas lah yang menjadikan mereka punya kedudukan tinggi di sisi Alloh bilamana seperti tertuang dalam ayat2 36-37 surat AnNur;
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ (36) رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ (37) لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (38)
Apakah anda pernah menjumpai orang seperti itu ?
Suka artikel diatas ?, Silahkan Klik :
POSTING : Sumpah !
SHARE : Bagikan untuk teman anda. Semoga bermanfaat dan terima kasih.