يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ
Wahai orang-orang beriman, bila anda semua telah dipanggil untuk menunaikan sholat di hari Jum’at, maka bergegaslah untuk ber “dzikir” kepada Alloh. (Surat Jum’at 9).
Kata dzikir dalam ayat diatas adalah inti dari kewajiban ritual yang disebut jum’atan. Dimana hal itu terangkai dalam dua tahap ; mendirikan dua khutbah kemudian sholat berjama’ah dua roka’at dengan niat jum’atan.
.Konten khutbah Rasululloh biasanya adalah seputar iman, tauhid, kematian, intropeksi diri, hari kiamat, surga, neraka, dzikir kepada Alloh, hukum, cara bermasyarakat serta berakhlaq karimah, garis-garis besar syari’at islam, dan lain-lain, dimana kesemua itu bisa disimpulkan dengan dua thema besar ; targhib (motifasi) ketaqwaan dan tarhib akan kema’shiyatan.
Para ulama’ kemudian merumuskan, bahwa konten khutbah jum’at harus meliputi :
1. membaca tahmid, minimal dengan redaksi2. membaca sholawat kepada Nabi Muhammad, minimal
3. wasiyat atau nasehat bertaqwa, minimal untuk bekal seminggu ke depan.
4. membaca ayat terkait dengan nasehat, minimal pada khutbah pertama.
5. berdo’a untuk para mu’minin, minimal pada khutbah kedua.
Terkait durasi lamanya khutbah, sering para khotib melupakan hadits :
عن عمار رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (إنَّ طول صلاة الرجل وقصر خطبته مئــنة من فقهــه، فأطيلوا الصلاة وأقصروا الخطبة) رواه مسلم.
Rasululloh bersabda : sungguh panjangnya sholat seseorang dan pendeknya khutbahnya adalah (tanda penuh tidaknya) wadah pemahaman agamanya (fiqih). Oleh karena itu, panjangkan lah sholat dan pendekkan lah khutbah. Lama tidaknya durasi khutbah tentu adat kebiasaan masing-masing yang akan menghakimi, apakah khutbahnya terlalu lama dan tidak sesuai sabda Rasululloh, ataukah sudah pantas dan tidak disebut lama.
Namun, perlu diingat sabda Beliau ini sepenuhnya, bahwa perintah Beliau : “panjangkan sholat dan pendekkan khutbah” menjadi indikasi seberapa dalam dan luas pemahaman bergama sang khotib.
Artinya, seorang khotib seharusnya tahu diri dan sepenuhnya malu, bagaimana bisa khutbahnya begitu lama sedangkan sholatnya cepat dan pendek ? apakah pantas, menasehati orang lain dalam ketaqwaan tetapi dirinya sendiri lupa ? padahal sholat itu adalah poros utama ketaqwaan itu sendiri ! atau sholat adalah pondasi tiang agama.
Suka artikel diatas ?, Silahkan Klik :
POSTING : Perangkat Khutbah Jum’at
SHARE : Bagikan untuk teman anda. Semoga bermanfaat dan terima kasih.