Sebenarnya bagaimana para ulama salaf mengajarkan shalat khsuyuk? Apakah ragam pelatihan yang ada saat ini sudah sesuai manhaj salaf, cara yang diajarkan ulama salaf? Berikut wawancara dengan Maulana Habib M. Luthfi bin Ali Yahya, Ra’is ‘Am Idarah Jam’iyyah Thariqah an Nahdhiyyah, ditengah malam, selepas pukul 03:00, beliau meluangkan waktu untuk berbagi pengalaman tentang shalat khusyuk.
Habib, bagaimana caranya agar shalat kita bisa khusyuk?
Pertama shalatnya itu harus mengikuti ketentuan-ketentuan syara'. Mulai dari suci dari hadas besar dan kecil, niat, takbiratul ihram, bacaan-bacaan wajib dan sunahnya dipenuhi, serta sudah mengikuti rukun yang tujuh belas, itu sudah cukup. Mau khusyuk atau tidak yang penting kewajiban-kewajibannya dipenuhi terlebih dahulu. Ini untuk orang awam.
Sedangkan mengenai khusyuk, itu bisa diperoleh dengan kadar makrifat tauhid seseorang kepada Alloh. Kemakrifatn ini sangat menentukan dalam meningkatkan amal ubudiah-nya. Terutama dalam meningkatkan kualitas shalat lima waktunya. Sebagaimana shalat yang bisa membuahkan pencegahan dari perbuatan fahsya' (keji) dan munkar, sesuai yang telah ditekankan oleh Alloh dalam al Quran "Innas-shalata tanha 'anil-fahsya'i wal-munkar". Artinya al Munkar ini secara zhahir-nya, sedangkan fahsya' itu lebih bersifat dari dalam dan mendukung kemunkaran-kemunkaran zhahir. Jadi, kadar kekhusyukan seseorang sangat ditentukan oleh seberapa tinggi kemakrifatan dia terhadap Alloh, karena shalat merupakan hubungan langsung kepada Alloh. Seberapa kenal dia kepada Alloh akan menentukan seberapa khusyuk dia dalam shalatnya. Kalau zaman sekarang, proses bisa khusyuk bersumber dari ihsan, dan untuk mencapai ihsan itu di antaranya dengan melalui tarekat. Sebab, tarekat akan mendorong terjadinya "Ka'annaka tarahu, fain lam takun tarahu fainnAlloh a yaraka" (seakan-akan engkau melihat-Nya, bila engkau tidak bisa, maka sadarilah sesungguhnya Alloh melihat engkau). Tanpa tarekat, kalu hanya melalui latihan-latihan sendiri tidak bisa dijamin, sebab melalui tarekat saja bisa terpeleset, tertipu oleh angan-angannya sendiri, apalagi melalui yang lain. Karena menumbuhkan rasa khusyuk, rasa menghadap, rasa sedang dilihat, rasa didengarkan, kalau tidak melalui makrifat akan sulit, terekat akan mengantar ke sana, selain mendapat pahala dari dzikir yang dibaca juga bisa mengukir hati seorang mukmin dengan rasa khasyyah, raja', mahabbah, dan khauf. Khauf dalam artian takwa, sebuah rasa takut yang bukan membuat kita lari, tapi rasa takut yang membuat kita ingin mendekat.Suka artikel diatas ?, Silahkan Klik :
POSTING : Pelatihan Khusyu' Sholat
SHARE : Bagikan untuk teman anda. Semoga bermanfaat dan terima kasih.