Sekedar visualisasi dasar akan berharganya momentum Nisfu Sya’ban. Amal ketaqwaan selanjutnya serta akan dieksploitasi seperti apa dan bagaimana terserah hidayah dan taufiq masing-masing. Di malam ini, banyak orang melakukan sholat. Dan karena momentum ini banyak berkahnya, mereka pun berharap mendapatkan banyak. Oleh karena itu, sembahyang mereka diberi nama sholat roghooib (harapan), yang justru malah memicu perselisihan ulama.
Seandainya dikatakan ini adalah sholat sunnah mutlaq, pastinya tidak ada yang membantah. Atau jika dikatakan sebagai sholat hajat untuk mendapatkan berkah ketiga bulan ini, dan puncaknya adalah lailatul qodar, pastinya mereka pun sepakat. Begitu pula jika puasa dengan niat Nisfu Sya’ban, tentu akan banyak serangan dari orang-orang Wahabi yang punya pedoman : “harus ada petunjuk langsung dari Rasululloh atau sahabat”. Padahal jika puasa disini dengan niat puasa “ayyamul biidh” (poso putih, 13,14,15), pasti sepakat. Dan tidak ada kata tidak boleh jika niatnya adalah puasa sunnat mutlaq atau puasa mutlaq Bulan Sya’ban. Kenapa? Yang punya nilai barokah ‘dalam hal ini’ adalah momentumnya, bukan pada sholat dan puasanya. Oleh karena itu, Rasululloh bersabda ; saya suka jika saat bundle laporan amal ku di ajukan kepada Alloh, aku dalam keadaan puasa. Contoh mudah : Bolehkah mengkombinasikan beberapa niat dalam satu amal ? seperti niat qodho’ puasa Romadhon, di gabung dengan puasa sunnah senin, puasa hari Arofah, serta puasa sunnah Dawud (1 puasa 4 niat)? Jawabannya, kenapa tidak?! Jika memang itu hari Senin, serta tepat hari Arofah dan hari kebiasaan berpuasa Dawud. Alasannya simple, sebab tidak dapat dihindari atau terjadi secara otomatis, kalau pun tidak diniati tentu masih mendapatkan.
Silahkan mengamati gambar dibawah ini untuk memperdalam lagi :Suka artikel diatas ?, Silahkan Klik :
POSTING : Momentum Nisfu Sya'ban
SHARE : Bagikan untuk teman anda. Semoga bermanfaat dan terima kasih.